Dinas Ketertiban Yogyakarta tangkap pelajar bawa senjata tajam
Yogyakarta (ANTARA News) – Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta menangkap seorang pelajar yang kedapatan membawa senjata tajam dalam kegiatan operasi penertiban pelajar yang digelar bersama dengan Kepolisian Resor Kota Yogyakarta.
“Pelajar tersebut terkena razia petugas di lapangan Jetis pada saat jam pelajaran dan diketahui membawa gir yang sudah diikat tali sehingga dikategorikan sebagai senjata tajam,” kata Kepala Bidang Polisi Pamong Praja Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta Sukamto di Yogyakarta, Senin.
Pelajar tersebut kemudian dibawa ke kepolisian untuk diproses lebih lanjut. “Kami tidak memiliki kewenangan untuk menindak kepemilikan senjata tajam sehingga hal itu dilimpahkan ke kepolisian,” lanjutnya.
Selain menangkap pelajar yang membawa senjata tajam, di dalam operasi penertiban itu juga ditertibkan dua pelajar yang diketahui membolos saat jam pelajaran. Keduanya tengah berada di tempat game online dan warung internet yang berbeda.
Kedua pelajar itu diminta membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi perbuatannya dan surat tersebut akan dikirimkan ke sekolah dan Dinas Pendidikan.
“Sekolah atau Dinas Pendidikan yang akan memberikan sanksinya, misalnya saja pengurangan nilai sesuai tata tertib sekolah,” katanya.
Sukamto mengatakan, sasaran operasi penertiban kepada pelajar adalah tempat-tempat yang biasanya digunakan pelajar saat membolos, seperti game online, warung internet atau lokasi nongkrong lainnya.
Pada 2015, kegiatan tersebut baru dilakukan satu kali dan akan dilanjutkan dengan kegiatan serupa yang digelar secara rutin bekerja sama dengan Kepolisian Resor Kota Yogyakarta.
Sementara itu, staf Pembinaan Masyarakat Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta Murjoko yang memimpin tim dalam operasi penertiban pelajar di sektor selatan Kota Yogyakarta mengatakan, kegiatan itu ditujukan untuk mengantisipasi tawuran pelajar, meningkatkan sopan santun dan tertib di jalan raya serta di mayarakat.
“Kegiatan ini rutin kami lakukan, meski pun tidak di setiap operasi ada pelajar yang terjaring karena kedapatan membolos,” katanya.
Selain di game online dan warnet, tim di sektor selatan juga sempat mengingatkan sejumlah pelajar yang sedang berkumpul di sebuah warung makan padahal masih jam sekolah. Namun, siswa beralasan bahwa mereka baru saja menyelesaikan ujian praktik sehingga pulang lebih awal.