Air Cooler vs AIO Liquid Cooler, Manakah yang Cocok untuk PC Gaming Kalian-_1
Air Cooler vs AIO – Setelah sebelumnya membahas soal Power Supply dan chipset motherboard, kali ini penulis akan membahas sebuah komponen yang tidak kalah penting yaitu cooler prosesor. Komponen satu ini berperan sebagai pembuang panas yang dihasilkan oleh prosesor.
Harap diperhatikan air cooler yang dibahas pada artikel kali ini hanya sebatas stock cooler bawaan box prosesor dan tower cooler. Terdapat banyak jenis cooler prosesor yang tidak sebatas stock air cooler, tower hsf (heat sink fan) dan AIO saja namun, penulis kali ini hanya akan membahas jenis cooler ini karena jenis-jenis cooler ini yang paling lazim dipakai ketika merakit PC.
Daftar isi
Poin Penting dalam Memilih Air Cooler Vs AIO Liquid Cooler
Secara garis besar, AIO juga menggunakan udara dalam pembuangan panasnya. Bedanya dengan air cooler hanya penggunaan cairan dalam mengekstrak panas dari prosesor. Dibandingkan dengan air cooler konvensional yang menggunakan metode konduksi perpindahan panas dari plate heat spreader prosesor ke heatsink. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari aluminium atau tembaga. Panas yang menyebar ke ujung heatsink tersebut pun kemudian didinginkan dengan kipas.
Ada beberapa poin yang menjadi pertimbangan kalian dalam memilih cooler mana yang seharusnya kalian pakai dalam build PC. Tentu sayang sekali bukan bila performa atau estetik PC build kalian tidak maksimal. Mari kita bahas satu persatu ya.
1. Heat Dissipation (Perpindahan Panas Prosesor)
Untungnya prosesor modern saat ini sudah sangat efisien dan tidak membutuhkan daya yang besar untuk menghasilkan performa yang besar juga. Maka dari itu perbedaan air cooler dan AIO liquid cooler sudah tidak begitu jauh dalam mengurangi panas.
Teknologi air cooler juga banyak mengalami peningkatan demi mengimbangi perkembangan kecepatan prosesor yang makin hari makin bertambah jumlah core dan clock-nya. Liquid cooling seperti AIO cooler sebenarnya cukup cepat dari menarik panas dan biasanya tidak bergantung pada kondisi suhu ruangan. Berbeda dengan air cooler yang suhu prosesor berkolerasi langsung dengan suhu ambien ruangan.
Jadi pastikan kalian menyiasati terlebih dahulu akan dipakai diruangan seperti apa PC tersebut. Bila diruangan ber-AC, AIO liquid cooler tidak akan begitu berbeda dengan performa air cooler.
Air cooler sekarang rata-rata juga sudah dirancang dengan TDP prosesor modern sebagai acuannya. Tinggal pilih saja besar TDP yang mampu di-sustain cooler tersebut dan menyesuaikan bajetnya.
2. Kompabilitas Casing
Ternyata tidak semua casing itu bisa memakai AIO liquid cooler terutama untuk casing-casing bajet rendah yang kisaran harganya dibawah Rp. 500.000. Casing under 1 juta pun banyak yang hanya support pemasangan AIO disatu sisi saja seperti di depan atau atas. Beberapa casing bajet juga hanya muat AIO 240mm kebawah dan belum support triple fan. Pastikan juga AIO yang kalian pilih tidak bentrok dengan ukuran kartu grafis yang kalian gunakan.
Sedangkan air cooler lebih universal dalam pemilihan casing dan selama kalian tidak menggunakan casing super tipis dan HSF tower yang tinggi, rasanya tidak akan terjadi masalah yang berarti. Namun harap juga cek spesifikasi casing dan juga tinggi cooler yang kalian gunakan.
3. Durability
Salah satu poin yang biasa dijadikan alasan orang-orang menolak penggunaan AIO liquid cooling adalah potensi bocornya cairan coolant yang bisa merusak komponen lainnya. Banyaknya komponen penyusun AIO menjadikannya rentan dan butuh perhatian lebih banyak dari air cooler yang hanya bermodalkan logam penghantar panas dan beberapa kipas.
Jika kalian bukan orang yang sangat perhatian dengan kondisi komponen kalian dan membiarkan PC berjalan begitu saja tanpa memperhatikan kondisi seperti debu, suara gercikan air dan lain sebagainya, menggunakan AIO liquid cooler mungkin perlu dipertimbangkan terlebih dahulu.
4. Desain
Untuk hal ini memang sangat bersifat subyektif dan tergantung preferensi kalian dalam racikan PC build seperti apa. AIO tentunya memberikan kesan yang lebih clean dan lebih minimalis. Air cooler apalagi yang bentuknya bongsor seperti twin tower HSF yang bikin Casing PC penuh dan terlihat lebih maskulin.
Beberapa AIO juga punya kompabilitas dengan fan ARGB yang memberi tampilan lebih wah pada PC build kalian. Tentunya dengan harga yang lebih tinggi dibanding varian non-ARGBnya.
5. Budgeting
Memilih air cooler berarti sama saja dengan menyelamatkan dompet kalian dan dananya bisa kalian alokasikan ke produk lain seperti aksesoris RGB yang lebih bermanfaat. Air cooler punya rentang harga yang lebih masuk akal apalagi kalian yang punya bajet terbatas. Prosesor Intel dan AMD untuk kelas entry ke midrange bahkan sudah menyertakan cooler bawaan bila bajet kalian benar-benar mepet.
Untuk AIO kalian harus menyiapkan setidaknya Rp. 800.000 untuk ukuran 240mm bila ingin memakai brand reputable dengan garansi yang jelas. Hindari membeli AIO merk-merk murah yang kurang terkenal. Peribahasa ada harga ada rupa bukanlah omong kosong belaka.
Kesimpulan Air Cooler Vs AIO Liquid Cooler
Dari beberapa poin diatas bisa dipastikan pemilihan cooler jenis manapun tidak begitu berbeda terutama untuk kalian yang bukan power user. Pastikan untuk selalu cek kompabilitas baik itu casing maupun bracket prosesor seperti LGA 1700 Intel yang punya bracket lebih panjang dari seri sebelumnya. Konfirmasi dengan seller apakah sudah termasuk bracket tersebut atau belum.
Untuk yang jarang maintenance PC disarankan menggunakan air cooler, untuk yang mengejar minimalis bisa memilih AIO. Sisanya biarkan dompet kalian yang berbicara.
Jadi gimana, artikel air cooler vs AIO liquid cooling ini sudah memantapkan hati kalian dalam memilih? Bila ada komponen PC lain yang ingin Gamebrott bahas bisa hubungi kami ya.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait TECH atau artikel lainnya dari Andi. For further information and other inquiries, you can contact us via author